HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN PERILAKU KEBIASAAN DENGAN KEJADIAN PENYAKIT TB PARU DI WILAYAH PUSKESMAS MARTAPURA 1

Mycobacterium tuberculosis agen penyebab tuberkulosis paru (TB), terutama terdeteksi di paru-paru tetapi juga dapat berdampak pada organ tubuh lainnya. TB paru menempati urutan ketiga dalam hal penyebab setelah penyakit pernapasan akut dan penyakit jantung, TBC menjadi perhatian masyarakat Indonesia. Kelompok usia yang paling produktif secara ekonomi terdiri dari sekitar 75% individu dengan tuberkulosis paru. Karena potensi efek parah pada konsekuensi sosial, ekonomi, dan bahkan mengancam jiwa, tingginya tingkat tuberkulosis paru telah menjadikan ini masalah kesehatan global. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pengetahuan dan perilaku kebiasaan berhubungan dengan prevalensi tuberkulosis paru di Wilayah Puskesmas Martapura 1. Penelitian ini menggunakan pendekatan analisis observasional dengan desain cross sectional, accidental sampling sebagai strategi pengambilan sampel dengan total sample sebanyak tiga puluh responden, dan analisis data Spearman Test. Uji Statistik Spearman rho Correlate menghasilkan nilai p 0,002 (≤0,05), menunjukkan hubungan searah dalam hubungan antara perilaku kebiasaan dan pengetahuan. Ada hubungan antara pengetahuan dan perilaku kebiasaan, sehingga semakin banyak responden tahu tentang tuberkulosis paru, maka semakin baik perilaku mereka. Namun, orang yang berpengetahuan luas tidak selalu berperilaku baik. Bahkan, orang yang berpengetahuan luas mungkin berperilaku buruk.