PERBEDAAN NILAI LAJU ENDAP DARAH (LED) PADA SPESIMEN DARAH YANG MENGGUNAKAN ANTIKOAGULAN NATRIUM SITRAT 3,8% DAN FILTRAT SELEDRI (Apium graveolens)

Pemeriksaan nilai Laju Endap Darah (LED) adalah proses yang mengukur kecepatan pengendapan eritrosit dalam plasma darah yang belum membeku dengan bantuan antikoagulan, menghasilkan hasil dalam mm/jam. Penggunaan antikoagulan dalam pemeriksaan LED sangat penting karena berfungsi untuk mencegah pembekuan darah spesimen. Seledri (Apium graveolens) mengandung tannin, saponin, dan flavonoid yang memiliki sifat mirip dengan antikoagulan. Metode pemeriksaan laju endap darah dilakukan menggunakan metode Westergreen. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan hasil pemeriksaan laju endap darah (LED) yang menggunakan antikoagulan natrium sitrat 3,8% dan filtrat seledri (Apium graveolens). Jenis penelitian menggunakan desain pre eksperimen yaitu eksperimen terhadap darah yang diberi filtrat seledri. Rancangan penelitian yang dipakai adalah posttest only controlled group design. Data yang diperoleh di analisis secara statistik menggunakan uji nonparametris uji statistik Mann Whitney dengan tujuan untuk mengetahui perbedaan nilai Laju Endap Darah (LED) yang menggunakan antikoagulan Natrium Sitrat 3,8% dan filtrat seledri. Hasil pemeriksaan menggunakan Natrium Sitrat 3,8% yang dikerjakan didapatkan rata-rata 3,4 mm/jam. Sedangkan hasil dengan filtrat seledri didapatkan rata-rata 2,9 mm/jam. Berdasarkan hasil analisis statistik uji Mann Whitney didapatkan nilai Asymp.Sig 0,520 > 0,05 yang artinya tidak terdapat perbedaan yang bermakna antara pemeriksaan nilai Laju Endap Darah (LED) pada spesimen darah yang menggunakan antikoagulan Natrium Sitrat 3,8% dan filtrat seledri (Apium graveolens). Sehingga dapat disimpulkan bahwa filtrat seledri (Apium graveolens) dapat digunakan sebagai antikoagulan untuk pemeriksaan nilai laju endap darah.