VARIASI LAMA PENYIMPANAN INFUSED WATER BUAH LIMAU KUIT (Citrus hystrix DC) DAN JERUK NIPIS (Citrus aurantifolia) PADA SUHU RUANG TERHADAP ANGKA KUMAN

Infused water menjadi tren baru di dunia kesehatan, dikenal oleh masyarakat luas. Minuman ini adalah air yang diberikan buah, sayur hingga herbal berupa potongan sehingga sari yang terkandung di dalamnya keluar saat di rendam, memberi cita rasa manfaat bagi orang yang mengonsumsinya. Limau kuit dan jeruk nipis merupakan alternatif bagi yang kurang mengkonsumsi buah. Buah-buahan sangat rentan terserang bakteri patogen. Pertumbuhan mikroba dipengaruhi oleh: ketersediaan air, nutrisi dan ada atau tidaknya oksigen dalam suhu. Penelitian ingin mengetahui pengaruh variasi lama penyimpanan infused water buah limau kuit dan jeruk nipis terhadap angka kuman. Jenis penelitian yang digunakan adalah Quasi Experiment. Menggambarkan angka kuman pada infused water buah limau kuit dan jeruk nipis dengan Total Plate Count. Rata-rata hasil akan jumlah kuman tertinggi infused water limau kuit pada penyimpanan 48 jam suhu ruang 4,5x101 CFU/ml, terendah 0 jam dan 6 jam 1x100 CFU/ml dan rata-rata jumlah kuman tertinggi infused water jeruk nipis pada penyimpanan 48 jam suhu ruang 7,8x101 CFU/ml, terendah 0 jam dan 6 jam 1x100 CFU/ml yang masih memenuhi batas penuh cemaran mikroba sari buah (SNI) 1x104 koloni/ml. Dari uji Kruskall Wallis diperoleh nilai 0,443 yang dipahami bahwa tidak ada pengaruh lama penyimpanan infused water limau kuit dan jeruk nipis terhadap angka kuman.