ANALISIS PENGGUNAAN ANTIBIOTIK BERDASARKAN METODE DDD (DEFINED DAILY DOSE) DAN DU 90% (Drug Utilition 90%) PADA PASIEN ISPA DEWASA RAWAT JALAN DI RS DAERAH IDAMAN BANJARBARU

ISPA adalah penyakit infeksi akut yang menyerang salah satu bagian atau lebih dari saluran pernafasan mulai dari hidung hinnga kantong paru (alveoli) termasuk jaringan adneksanya seperti sinus/rongga di sekitar hidung, rongga telinga tengah dan pleura (Sri, 2014). Salah satu faktor penyebab ISPA juga yaitu keadaan lingkungan fisik, tempat bekerja dan pemeliharaan lingkungan rumah. Pengobatan untuk ISPA bisanya di iringi dengan antibiotik. Penggunaan antibiotik yang tinggi menyebabkan resistensi terhadap antibiotik yang mana resistensi merupakan dampak negatif dari penggunaan antibiotik yang tidak rasional. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui ketepatan penggunaan dosis antibiotik pada pasien ISPA dewasa. ATC/DDD (Defined Daily Dose) merupakan salah satu metode untuk mengukur pengunaan antibiotik per hari, yang di lanjutkan dengan metode DU 90% (Drug Utilition 90%) untuk mendaptkan pesentase penggunaan antibiotik terbanyak yang digunakan. Hasil penelitian ini diketahui terdapat 45 pasien yang menggunakan anitibiotik dengan 7 jenis antibiotik yang terdaftar di ATC. Hasil perhitungan DDD tertinggi secara berurutan yaitu eritromisin dengan nilai 355,56 DDD/1000KPRJ, azithromicin 555,556 DDD/1000 KPRJ, cefadroxil 244,45 DDD/1000KPRJ, amoxicillin 229,63 DDD/1000KPRJ, levofloxacin 222,23 DDD/1000KPRJ, ciprofloxacin 222,23 DDD/1000KPRJ, cefixime 155,56 DDD/1000KPRJ. Berdasarkan hasil perhitungan DU90% menyatakan bahwa seluruh antibiotik yang digunakan pasien ISPA dewasa rawat jalan di RS Daerah Idaman Banjarbaru masuk kedalam segmen DU 90%.