PENGARUH PERBEDAAN METODE EKSTRAKSI MASERASI DAN SOXHLETASI TERHADAP %RENDEMEN DAN KANDUNGAN SENYAWA METABOLIT SEKUNDER EKSTRAK ETANOL 96% DAUN BINAHONG (Anredera cordifolia (Ten) Steenis)

Binahong (Anredera cordifolia (Ten) Steenis) dikenal sebagai tanaman obat potensial untuk berbagai jenis penyakit. Binahong dapat untuk mengobati luka dalam, keputihan, sariawan, dan meningkatkan stamina tubuh dikarenakan mengandung senyawa metabolit sekunder. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan penggunaan metode maserasi dan soxhletasi terhadap %rendemen dan kandungan metabolit sekunder ekstrak etanol 96% daun binahong dari Desa Tegalrejo, Kelumpang Hilir, Kabupaten Kotabaru. Daun binahong diekstraksi menggunakan metode maserasi dan soxhletasi, kemudian dihitung %rendemen dan dilakukan skrining fitokimia untuk mendeteksi kandungan senyawa metabolit sekunder. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rendemen ekstrak etanol 96% daun binahong pada metode maserasi sebanyak 10,87% dan terdapat metabolit sekunder fenol, steroid, alkaloid, dan saponin. Rendemen hasil metode soxhletasi sebanyak 11,27% dan terdapat metabolit sekunder flavonoid, alkaloid, tannin, steroid, fenol, dan saponin. Kesimpulan dari hasil tersebut adalah ada perbedaan %rendemen ekstrak dan kandungan metabolit sekunder.